Kamis, 06 Desember 2012

TIM AUDITOR CBIB KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN JAKARTA TINJAU KERAMBA PT SUB INDONESIA

Lokasi keramba PT SUB Indonesia


GM Pemasaran PT SUB Indonesia, Bayu Pramana (kanan) saat berdiskusi dengan Tim Auditor CBIB
Menurut Auditor CBIB, Dadan, kunjungan mereka ke lokasi budidaya ikan kerapu KJT (Keramba Jaring Tancap) yang dikelola oleh PT SUB (Saham Usaha Bersama) Indonesia di pesisir perairan Teluk Aru, Kabupaten Langkat adalah bertujuan untuk melakukan audit/verifikasi untuk penerbitan sertifikat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya.

“Hal ini sangat penting bagi pengusaha budidaya ikan laut yang akan melakukan ekspor hasil produksinya ke mancanegara. Dengan adanya sertifikat, maka ikan yang diproduksi sudah terjamin mutunya,” kata Dadan.

Sementara menjawab pertanyaan Telukharunews.com, Kasi Bina Usaha Perikanan Kabupaten Langkat, Agung Sugiarta, S.Sos, Kabupaten Langkat menyebutkan, wilayah perairan Teluk Aru sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah budidaya ikan baik melalui sistem KJT maupun KJA (Keramba Jaring Apung) mengingat Kabupaten Langkat mempunyai garis pantai sepanjang 110 km dengan otonomi wilayah laut sejauh 4 mil (± 81.32 Ha) sehingga Kabupaten Langkat dinilai cukup potensial sebagai kawasan budidaya ikan laut.
Kepala Seksi Bina Usaha Perikanan Langkat, Agung Sugiarta saat menjelaskan kepada GM Pemasaran PT SUB Indonesia, Bayu Pramana (kanan) mengenai maksud dan tujuan Tim CBIB ke lokasi KJT PT SUB Indonesia.
Menurut Agung, Potensi budidaya ikan laut di Kabupaten Langkat adalah 40.000 KJT/KJA, tapi realisasi sampai tahun 2010 baru sekitar 5.056 KJT/KJA. “Ini artinya baru sebesar 12,5% pemanfaatan dari potensi yang tersedia,” katanya.
Mencatat data hasil kunjungan Tim Auditor CBIM KKP
Namun demikian, masih menurut Kasi Bina Usaha Perikanan Kabupaten Langkat, kalau dilihat dari data perkembangan budidaya ikan kerapu di Kabupaten Langkat dapat dikatakan setiap tahunnya terus berkembang. Agung mengambil contoh, bila pada tahun 2005 hanya tercatat sebanyak 879 pelaku usaha KJT/KJA kini sudah mencapai di atas 1.223. Sedangkan sarananya yang tadinya hanya 2.700 unit (2005,red) kini telah berkembang menjadi 5.056 unit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar