Kamis, 06 Desember 2012

Potensi Maritim Setara Tujuh Kali Lipat Pendapatan Negara


Pemandangan laut di perairan Teluk Aru Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara (Foto THNews)
Metrotvnews.com, Jakarta: Potensi maritim Indonesia sudah lama terlantar. Bahkan, potensi maritim saat ini lebih banyak dimanfaatkan negara lain. "Sebanyak 45 persen alur perdagangan laut dunia itu lewat Indonesia. `Masa` kita tidak bisa memanfaatkan itu?" tukas Profesor bidang ekonomi dan kelautan, Dietrich G Bengen dalam seminar nasional bertajuk Restorasi Peradaban Maritim Indonesia yang diselenggarakan Liga Budaya Nusantara Partai NasDem di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (5/12).

Ia mengatakan, sejatinya kekayaan bahari Indonesia telah menjadikan Indonesia sebagai Amazon of the Sea. "Namun banyak yang belum kita eksploitasi. Justru yang lebih banyak mengeksploitasi adalah orang lain," tukasnya. Ia mencontohkan, 75 persen terumbu karang dunia ada di perairan Indonesia. Dua per tiga kota-kota yang ada di Indonesia berada di pesisir dan 60 persen penduduk berada di wilayah pesisir.
Keramba Jaring Tancap yang ada di pesisir perairan Teluk Aru Pangkalansusu, Langkat, Sumut (Foto THNews)


"Kalau dari sumber daya kelautan dikelola dengan baik, dari sektor perikanan, pertambangan, energi, pariwisata bahari, industri maritim dan perhubungan laut, setiap tahun akan menghasilkan Rp7.400 triliun," tukasnya. Dietrich mengatakan, perlu optimalisasi potensi sumber daya dan jasa kelautan. "Kalau bisa saling menjaga, pemanfaatan kelautan akan saling menguntungkan. Laut tidak akan jadi hitam," tukasnya.

Karenanya, perlu perubahan paradigma secara menyeluruh agar potensi maritim dapat berkontribusi dengan baik. "Paradigma kita membangun masih berorientasi darat. Padahal realitasnya Indonesia adalah permukiman yang ada di pesisir. Tapi laut dijadikan halaman belakang yang kotor untuk Indonesia. Di negara lain, permukiman yang menghadap ke laut lebih mahal ketimbang ke darat. Tapi di kita terbalik," tukas Dietrich.(MI/TII).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar